Globalisasi telah mengubah dunia menjadi dunia yang terhubung, seolah tanpa ada batasnya. Banyak sekali batasan-batasan yang sebelumnya membuat dunia terkotak-kotakkan mulai runtuh pada era globalisasi ini. Globalisasi secara tidak terkecuali juga berdampak pada ranah seni rupa dan desain. Lalu globalisasi yang berjalan beriringan dengan datangnya Era 4.0 serta masa post-modern ini menuntut para seniman (serta desainer) untuk dapat bertahan dan terus eksis dalam gejolak masa kini. Dengan menerapkan konsep “Othak-athik-mathuk” yang telah lama ada dalam masyarakat Jawa, seorang seniman atau pun seorang desainer dapat tetap eksis atau survive ditengah kerasnya terpaan era 4.0 baik secara idealis dalam kekaryaan maupun secara finansial dalam penghidupan. Meskipun di sisi lain penerapan OAM ini pada akhirnya juga berimplikasi menyebabkan berbagai masalah baru.